Tanpa adanya tenaga yang handal dalam internal perusahaan maka akan mengalami kesulitan dalam memanfaatkan ketersediaan dana secara lebih optimal. Seperti kendaraan, modal utamanya untuk bisa berjalan lancar adalah bahan bakar, sedangkan karyawan bertindak sebagai mesin penggerak utama bagi perusahaan. Meskipun bahan bakar yang digunakan sangat berkualitas, kendaraan juga tidak akan berjalan baik jika mesinnya seringkali bermasalah.
Mendapatkan SDM yang benar-benar handal ternyata tidak bisa hanya dilakukan dengan cara yang instan. Perusahaan harus melakukan proses penyaringan yang sangat ketat dari berbagai lamaran pekerjaan yang telah masuk. Kemudian, para kandidat yang telah terpilih masih harus membutuhkan pelatihan. Selain harus diberikan kepada karyawan baru, training/pelatihan juga tetap diprogramkan bagi mereka yang sudah lama menjadi bagian dari perusahaan. Tujuan utamanya adalah, agar mereka mampu bekerja menjadi lebih baik, tidak peduli posisi apa saja yang sedang dijabat.
Untuk itu, pihak manajemen perusahaan harus memastikan bahwa training tersebut benar-benar harus efektif untuk mengembangkan kompetensi para pesertanya. Dalam bisnis, pengeluaran sekecil apapun harus benar-benar dipertimbangkan, termasuk juga untuk penyelenggaraan training terhadap para karyawan. Seringkali perusahaan tidak menemukan timbal balik yang sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan. Tentunya hal ini sangat disayangkan bukan, karena investasi yang ditanamkan pada program training tersebut akan menjadi sia-sia saja.
Lalu, bagaimana cara mengetahui apakah pelatihan yang telah diberikan apakah sudah efektif atau tidak? Berikut ini adalah empat langkah dalam hal pengukurannya menurut Dr. Sullivan :
1. Bagaimana kinerja SDM sebelum dilakukannya pelatihan.
Agar dapat menentukan bahwa training yang telah diberikan sudah efektif atau tidak, perusahaan membutuhkan data pembanding sebelum dan sesudah training. Maka, penilaian terhadap kinerja karyawan sangat diperlukan pada fase awal, dimana program pelatihan sama sekali belum dijalankan. Dalam fase ini, perusahaan akan bisa mengukur sejauh mana kompetensi dari sumber daya manusiannya.
2. Mengawasi penyelenggaraan program pelatihan SDM.
Langkah ini adalah fase kedua dari pengukuran keefektivitasan training dimana perusahaan harus melihat secara langsung bagaimana prosesnya berjalan. Hal utama yang harus diperhatikan yaitu keaktivan atau keterlibatan dari para peserta dalam kegiatan tersebut yang mencakup antusiasme, keaktifan dan peningkatan kompetensi mereka.
3. Evaluasi dalam bentuk lembar penilaian.
4. Mengawasi proses pengujian keefektivitasan training.
Perubahan yang signifikan tentunya sangat diharapkan akan terjadi segera setelah proses pelatihan berakhir. Akan tetapi, perusahaan harus menyadari bahwa kemampuan intelejensi, adaptasi dan motivasi yang dimiliki dari setiap peserta tentunya berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Tidak ada jaminan semuanya bisa segera mempraktekkan sesuai dengan materi yang telahdiperoleh selama masa training berlangsung. Meskipun begitu, pihak manajemen perusahaan tetap harus memonitor perubahan yang terjadi untuk menilai apakah pelatihan yang diberikan sudah cukup efektif atau tidak.
Hasil penilaian yang telah dilakukan oleh perusahaan haruslah diberitahukan kepada semua peserta yang mengikuti pelatihan. Selain itu, dalam sesi pertemuan tersebut, pihak manajemen dan karyawan duduk bersama untuk membahas berbagai kendala apa saja yang selama ini mereka hadapi baik selama masa training, praktek dan setelah mendapatkan hasil penilaiannya masing-masing.
Groedu Inti Global Inovasi (Groedu Trainer Pengembangan SDM)
Cito Mall – Jl. A. Yani 288 (Bunderan Waru), Lantai UG, US 23, No. 3 & 5 Surabaya.
Hp : Frans : 0818521172 / 031-33311179
Office : 031-21100152
Fast Respon Email : groedu_inti@hotmail.com