Iklan dengan format banner sering kali menutupi konten sehingga menjadi gangguan bagi user. Salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memasang native advertising.
Bagi kamu yang terjun ke dalam dunia digital marketing, tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah yang satu ini. Native advertising menjadi opsi yang tepat bagi marketer untuk memasang iklan online. Native advertising adalah salah satu istilah yang paling umum terdengar saat ini setiap kali ada pembahasan tentang digital marketing. Tetap saja, “Apa itu native advertising?” juga masih menjadi pertanyaan yang umum dilontarkan di kalangan pemasar sendiri.
Mengenal Apa Itu Native Advertising
Native advertising adalah sebuah konten berbayar yang ditampilkan dalam bentuk artikel, infografis, video, dan konten lainnya jika produser tersebut dapat membuatnya, kemudian suatu perusahaan dapat membelinya dan platform penerbitan juga dapat mempromosikannya.
Bentuk serupa dengan konten pada media dan area penempatannya; baik dari segi tata letak, desain, bahkan jenis fon yang digunakan. Intinya, konten native advertising terlihat dan berfungsi seperti bagian yang natural dari media terkait.
Contohnya, jika Anda melihat hasil pencarian via Google dengan label “Ad” atau “Sponsored”, itu salah satu bentuk native advertising. Sama seperti saat Anda menemukan promoted post di saluran media sosial, seperti Facebook atau Instagram; itupun bentuk native advertising.
Sekarang, Anda mungkin akan berpikir, “Apa perbedaan antara iklan native dengan advertorial?” Nah, untuk dianggap sebagai iklan asli yang sebenarnya, konten harus sesuai dengan gaya dan nada editorial publikasi atau situs yang mapan, dan konten juga harus memberikan jenis informasi yang biasanya diharapkan oleh audiens Anda.
Kualitas inilah yang membuat iklan native sulit dikenali, karena sering kali berbaur dengan konten “organik” dengan sangat baik. Hal ini menjadi semakin menantang dengan fakta bahwa tidak ada aturan atau pedoman yang ditetapkan tentang bagaimana penerbit harus memberi label pada iklan native, dan standar transparansi sangat bervariasi dari satu publikasi ke publikasi lainnya
Baca juga artikel tentang : Persiapan Anggaran untuk Iklan Produk
Cara kerja Native Advertising
Sederhananya, iklan native adalah konten berbayar yang ditampilkan dalam bentuk, fungsi, dan kualitas yang mirip dengan konten di platform tempat ia ditempatkan. Idenya adalah membuat iklan terlihat dan berfungsi seolah-olah itu bukan iklan, tetapi menjadi bagian dari konten reguler yang diharapkan audiens di medianya.
Apa itu iklan native? Itulah yang sering disajikan saat Anda menelusuri melalui Google dan melihat item berlabel “Ads”, “Iklan”, atau “Sponsored”. Mereka terlihat seperti itu di hasil pencarian, tetapi mereka tidak akan muncul di tempat Anda melihatnya, karena sudah dibayar oleh pemasar yang menargetkan kepada pengguna yang sedang mencari kata kunci tertentu.
Akhir Kata
Iklan native menawarkan kesempatan untuk bisa terhubung dengan pengguna dalam format yang dipilih oleh pengguna. Iklan native juga tidak terlalu mengganggu daripada format iklan tradisional lainnya seperti iklan banner. Selain itu, relevansi kontekstual mengatakan bahwa iklan native dapat menghasilkan Click Through-Rate (CTR) yang tinggi serta dapat meningkatkan konversi. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda, kami membuka layanan konsultasi mengenai bisnis, silakan hubungi kami melalui nomor whatsapp 0812-5298-2900, agar kami dapat mengetahui kendala bisnis apa yang Anda alami. Kami siap membantu Anda.