Bersiap siaga dalam menghadapi penolakan dan mengantisipasinya seharusnya menjadi bagian yang wajib dalam tahap persiapan implementasi program improvement (perbaikan). Dengan memahami alasan yang melatar-belakangi resistensi yang datang dari karyawan, Anda akan mendapatkan kunci untuk mengatasi dan membalikkan keadaan, mengubah penolakan menjadi penerimaan dan pada akhirnya menjadi kebutuhan.
Mungkin memang mustahil untuk mengetahui semua alasan dibalik penolakan, namun dengan mencermati berbagai aspek psikologis dan reaksi yang mengindikasikan penolakan akan mengasah kemampuan proaktif anda untuk mengatasinya. Beberapa reaksi psikologis terhadap adanya perubahan meliputi penolakan, kemarahan, tawar-menawar (bargaining), reaksi depresi, dan yang terakhir adalah penerimaan.
Pada akhirnya, yang harus dilakukan adalah mengetahui alasan penolakan dan melakukan ‘validasi’ terhadap emosi negatif yang membuahkan perilaku penolakan tersebut. Ini akan menjadi lebih baik daripada Anda harus menghabiskan banyak waktu untuk ‘memadamkan api’ di banyak titik tanpa harus mengatasi darimana sumber titik ‘percikan api’ tersebut berasal.
12 Alasan Umum Mengapa Karyawan Menolak Perubahan
- Kesalah-Pahaman Mengenai Kebutuhan Akan Perubahan
Karyawan kemungkinan akan menolak perubahan jika alasan yang melatar belakangi perubahan tersebut kurang jelas. Jika mereka tidak memahami, kemungkinan besar metode baru tersebut akan ditolak. Terlebih lagi jika mereka merasa tidak ada masalah dengan metode lama yang selama ini sudah berjalan sebagaimana mestinya apalagi jika yang sudah berjalan selama belasan tahun, amat sulit untuk bisa beradaptasi dengan perubahan baru yang terlalu asing bagi mereka.
- Ketakutan Terhadap Sesuatu Yang Masih Terbilang Asing
Salah satu alasan yang paling umum untuk penolakan adalah adanya ketakutan akan sesuatu yang asing atau belum dikenal. Sudah menjadi suatu naluri yang alamiah apabila orang tidak akan mau untuk menjalankan langkah menuju sesuatu yang tidak mereka kenal jika mereka benar-benar merasa tidak yakin (dan merasa tidak pasti) bahwa resiko yang akan ditanggung jika mereka tetap berada dalam kondisi lama lebih besar dibandingkan jika mereka melangkah kepada sesuatu yang baru tersebut.
- Kurang Kompeten
Tidak kompeten adalah suatu kelemahan yang jarang diakui oleh seseorang, dan kadang kala, perubahan yang dilakukan dalam organisasi juga menuntut perubahan skill, dan beberapa orang bisa menjadi merasa tidak mampu atau merasa tidak memiliki skill yang dibutuhkan oleh perubahan tersebut.
- ‘Hubungan’ Yang Sudah Terjalin Sangat Kuat Dengan Cara-Cara Lama
Jika Anda sering untuk mengajak orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan sesuatu dengan cara baru, berarti Anda sudah mampu untuk menempatkan diri dalam oposisi dari sebuah ‘ikatan kuat’, suatu ikatan emosional dengan mereka yang mendidik karyawan Anda sebelumnya, dan ikatan tersebut tidak akan mudah untuk dihancurkan.
- Tidak Ada/Rendahnya Kepercayaan
Ketika karyawan merasa sudah tidak yakin bahwa mereka atau perusahaan tidak akan mampu mengatur dan mempertahankan perubahan, maka penolakan sudah pasti akan terjadi.
- Tren Sementara
Jika dimata karyawan perubahan yang akan terjadi hanya sekedar mengikuti trend belaka, maka kemungkinan besar mereka tidak akan menjadi simpati dengan ide perubahan tersebut.
- Rendahnya Keterlibatan Sistem Lama
Jika perusahaan tidak sering melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan yang menyebabkan adanya perubahan, maka kemungkinan terbesar mereka pasti akan menolak. Membagi ide dan meminta saran dari karyawan sedikit banyak akan berpengaruh terhadap meminimalisirnya resistensi mereka, karena mereka ingin tahu semua yang akan terjadi, khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan mereka sendiri. Karyawan yang mendapatkan cukup informasi akan lebih puas dengan pekerjaan mereka bila dibandingkan dengan yang tidak sama sekali. Intinya adalah, kita harus mampu untuk ‘memancing’ keterlibatan seluruh karyawan dalam program change management yang dijalankan. Biarkan mereka merasakan manfaatnya. Apa yang dapat kita lakukan adalah menciptakan kondisi lingkungan yang akan memancing keterlibatan karyawan, dan mereka akan memilih untuk melibatkan diri. Kita tidak dapat memaksakan keterlibatan mereka.
- Kualitas Komunikasi Yang Rendah
Terbukti, segala hal yang berkaitan dengan perubahan dan reaksi terhadapnya sangat erat kaitannya dengan kualitas dan kelancaran komunikasi. Change management membutuhkan dosis komunikasi yang sangat tinggi agar mampu di cerna oleh banyak karyawan.
- Merubah Rutinitas Sehari – Hari
Rutinitas akan menciptakan zona nyaman tersendiri bagi sebagian besar orang. Zona nyaman disukai semua orang, ia akan memberikan perasaan aman kepada setiap orang. Karena itulah, resistensi akan muncul untuk menentang segala perubahan yang akan merusak zona nyaman tersebut. Seorang pemimpin dari perusahaan besar bertaraf internasional pernah mengatakan, “Perusahaan yang akan menjadi besar tidak akan memberikan terlalu banyak rasa aman kepada karyawannya.”
- Kelelahan dan Terkuras
Jangan menyalah-artikan kepatuhan sebagai penerimaan. Karyawan yang terlalu terbebani oleh perubahan tanpa henti lambat laun akan menyerah dan memilih untuk mengikuti arus. Anda boleh ‘memiliki’ fisik mereka, tapi tidak hati mereka. Disini adalah dimana motivasi mereka berada pada titik yang terendah.
- Perubahan Status Quo
Penolakan bisa saja muncul dari persepsi karyawan yang akan mengalami masa perubahan. Misalnya, orang-orang yang merasa bahwa keadaan mereka akan memburuk jika dilakukan perubahan akan menolak, dan orang-orang yang merasa bahwa perubahan hanya akan menguntungkan pihak/departemen/karyawan dan yang lainnya kemungkinan akan merasa kecewa dan marah walaupun tidak mengutarakannya.
- Keuntungan dan Penghargaan
Ketika keuntungan dan penghargaan yang didapat tidak sebanding dengan usaha dalam melakukan perubahan, kemungkinan besar akan terjadi masalah dengan penerimaan perubahan.
CV. Groedu Inti Global Inovasi ( Groedu Trainer Pengembangan SDM)
Cito Mall – Jl. A. Yani 288 (Bunderan Waru), Lantai UG, US 23, No. 3 & 5 Surabaya.
Sumber Utama : http://shiftindonesia.com/mengapa-karyawan-menolak-inisiatif-improvement/