Beberapa studi (model) yang dilakukan oleh para pakar SDM memperlihatkan bahwa ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi tingkat motivasi, kepuasan dan komitmen karyawan dan akibatnya keinginan mereka untuk tinggal, bertahan dan berprestasi di tempat kerja.
Lalu yang menjadi pertanyaan adalah, Bagaimana seharusnya untuk menyikapi dan membuat bawahan/karyawan yang bermasalah termotivasi agar lebih giat lagi dalam bekerja dengan baik dan benar?
Problematika pertanyaan diatas terkadang seringkali dialami oleh banyak manajer/kepala divisi didalam suatu perusahaan. Walaupun terkadang dalam mengidentifikasikan faktor-faktor penentu motivasi kinerja karyawan tersebut apabila diamati lebih dalam lagi, maka akan banyak sekali dari faktor-faktor yang diidentifikasikan. Hal seperti ini sangat mirip atau bahkan saling bersinggungan. Salah-satu model memperlihatkan faktor-faktor seperti gaji, lingkungan atau sarana fisik tempat karyawan tersebut bekerja, hubungan dengan rekan kerja, kepemimpinan, tujuan organisasi dan arti serta tujuan dari pekerjaan, pengembangan karir maupun reputasi organisasi.
Model yang lain mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi seorang karyawan dalam bekerja adalah, ingin diperlakukan dengan adil (dalam menerima gaji misalnya), merasa bangga dengan pekerjaan dan organisasi, serta memiliki hubungan, suasana, lingkungan kerja yang baik dan kondusif. Yang menjadi tantangan bagi organisasi adalah : tingkat motivasi, kepuasan karyawan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya tidak akan selalu sama untuk setiap karyawan dan dapat selalu berubah-ubah setiap saat, bergantung dari situasi antara waktu dan keadaan.
Ketika karyawan baru mulai masuk untuk bekerja, mungkin yang memotivasi yang pertama kali adalah gaji dan reputasi organisasi, namun sesuai dengan perjalanan waktu, pengembangan karir dan suasana kerja di kantor yang lebih mendominasi. Menaikkan gaji pegawai terus-menerus, selain akan meningkatkan biaya tetap operasi dari perusahaan, juga tidak menjamin kepuasan kerja karyawan terus-menerus karena adanya faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi mereka.
Dalam kasus diatas Anda diharapkan tidak hanya mampu untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi karyawan dalam bekerja, namun juga harus bisa untuk menggabungkan informasi yang didapatkan dengan potensi yang dimiliki oleh karyawan tersebut.
Jika kedua analisa kemampuan tersebut mempelajari (faktor-faktor yang mempengaruhi karyawan dan potensi yang dimiliki oleh karyawan) dapat digabungkan, maka bisa dipastikan Anda akan mendapatkan 4 kemungkinan besar tipe/jenis karyawan sebagai berikut :
1. Karyawan yang memiliki potensi dan memiliki motivasi tinggi.
2. Karyawan yang memiliki potensi, namun memiliki motivasi rendah.
3. Karyawan tidak memiliki potensi, namun memiliki motivasi tinggi.
4. Karyawan tidak memiliki potensi dan memiliki motivasi rendah.
Kondisi idealnya adalah memiliki karyawan yang berpotensi dan bermotivasi tinggi
Untuk Tipe Karyawan 1
– Dimana Anda relatif tidak perlu melakukan apa-apa secara khusus, dan cukup menjaga mereka dengan baik.
Untuk Tipe Karyawan 2
– Berarti Anda perlu mengetahui apa yang membuat karyawan tersebut memiliki motivasi yang rendah dan mencoba bagaimana untukmemperbaikinya.
Untuk Tipe Karyawan 3
– Amat tidak mudah untuk bisa dikelola, namun Anda dapat memberikan pelatihan-pelatihan secara khusus seperti : training pengembangan SDM, workshop dan lain-lain yang meningkatkan kemampuan mereka.
Untuk Tipe Karyawan 4
Relatif akan jauh lebih sulit dari nomor 2 dan nomor 3, untuk kategori karyawan nomor 4 ini dikembalikan lagi kepada pihak manajemen perusahaan, apakah ingin dipertahankan dan dapat dipertimbangkan untuk tidak perlu dipertahankan, karena selain tidak berpotensi, mereka juga tidak memiliki motivasi untuk siap dalam bekerja.
Sekian dan terimakasih semoga dapat membantu para pembaca sekalian. Dan salam sukses.
Sumber Utama : http://www.portalhr.com/konsultasi/bagaimana-memotivasi-karyawan/