Sebenarnya tidak semua kemampuan (skill) yang nantinya sangat diperlukan dan dapat terserap oleh dunia kerja serta tidak semua bisa didapatkan dari sekolah-sekolah yang formal, hal ini dikarenakan kemampuan (skill) yang diperlukan tersebut memang harus lebih spesifik dan harus lebih fokus dengan apa yang nantinya akan ditugaskan, dari setiap perusahaan juga sebenarnya telah memiliki budaya-budaya perusahaan yang harus diketahui oleh setiap karyawannya masing-masing, budaya-budaya perusahaan tersebut tentunya berbeda-beda antara teori yang telah diajarkan di sekolah dengan realita sesungguhnya yang benar-benar terjadi dalam internal perusahaan atau apabila dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya.
Oleh karena itu secara berkala, sangat perlu untuk diadakannya kegiatan-kegiatan Training atau Pelatihan dan workshop yang tentunya nanti akan sangat dibutuhkan oleh karyawan itu sendiri dan dipastikan akan dapat memenuhi segala kebutuhan dan standar-standar dimana karyawan tersebut bekerja serta untuk mencocokkan pribadi karyawan terhadap bagaimana sebenarya budaya pada perusahaan yang bersangkutan.
Menurut ahli MSDM Gary Dessler, Training atau Pelatihan merupakan sebuah proses mengajar keterampilan yang banyak dibutuhkan oleh para karyawan baru dan lama untuk melakukan pekerjaannya masing-masing.
Berdasarkan definisi atau pengertian Training atau pelatihan tersebut, dapat diartikan bahwa pelatihan tidak hanya dilakukan saat penerimaan karyawan baru, akan tetapi juga harus dilakukan saat karyawan tersebut akan melaksanakan pekerjaan baru yang nantinya akan ditugaskan terhadapnya dan untuk karyawan yang telah lulus training akan tetapi pada kenyataanya masih selalu saja melakukan kesalahan dalam setiap pekerjaannya (dilatih ulang atau proses re-training).
Tujuan daripada Training sebenarnya adalah agar bisa mendapatkan karyawan yang pada akhirnya akan mampu melakukan segala pekerjaan yang akan ditugaskan kepadanya dan untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan seminimal mungkin dalam setiap menjalankan tugas-tugasnya nya dan untuk dapat meningkatkan produktivitas dalam segala pekerjaan yang nantinya akan dibabankan terhadap karyawan tersebut
Tahap-Tahap Training (Pelatihan) Karyawan Baru Perusahaan
Tahap-tahap dalam Training (Pelatihan) adalah sebagai berikut :
1. ORIENTATION (Orientasi).
Tujuan dari orientasi adalah agar setiap karyawan baru dapat mengetahui dan memahami betul tentang berbagai informasi dari latar belakang perusahaan dan produksi.
Isi dari orientasi ini diantaranya adalah :
• Segala informasi yang berhubungan tentang benefit atau keuntungan yang nantinya akan didapatkan oleh para karyawan tersebut.
• Pekerjaan-pekerjaan dan hal-hal rutin lainnya.
• Tentang struktur organisasi perusahaan dan segala operasionalnya.
• Kebijakan dari perusahaan dan slogan-slogan apa saja dari perusahaan tentang kualitas, lingkungan, visi dan misi perusahaan.
• Sistem-sistem yang terdapat dalam perusahaan sepert (ISO, SMK3, TS, ROHS, GREEN PARTNER) dan lain-lain.
• Berbagai peraturan-peraturan dan disiplin yang diterapkan oleh perusahaan.
• Keamananan dan keselamatan kerja dalam pekerjaan.
• Pengenalan tentang berbagai fasilitas dari perusahaan.
Hal- hal terpenting yang harus dilakukan untuk karyawan baru agar proses orientasi ini dapat berjalan dengan baik adalah :
• Membuat mereka merasa nyaman dan di terima oleh perusahaan.
• Membantu mereka bagaimana dalam memahami perusahaan/produksi dalam artian yang lebih luas.
• Menjelaskan kepada mereka apa saja yang diharapkan oleh perusahaan dalam hal pekerjaan dan perilaku mereka.
2. TRAINING PROCESS (Proses Pelatihan/Training).
Training atau pelatihan merupakan suatu proses mengajar karyawan baru agar mendapatkan kemampuan dasar (basic skill) yang nantinya akan mereka butuhkan dalam mengerjakan segala tugas atau pekerjaan mereka.
Terdapat lima macam proses yang harus dilakukan dalam menyediakan materi training ini, diantaranya adalah :
1. Menganalisis segala kebutuhan seperti :
– identifikasikan kebutuhan pelatihan dan identifikasi tujuan serta kriteria dari pelatihan.
2. Merancang Instruksi untuk pelatihan seperti :
– Membuat konten training program seperti jadwal training, manual bahan training, bahan-bahan untuk workshop.
3. Validasi.
– Mempresentasikan terlebih dahulu segala konten training dari program tersebut terhadap group yang lebih kecil agar dapat mengetahui apakah penyajian Materi training sudah cocok dan valid (untuk melakukan percobaan atau try out).
4. Implementasikan program dari Training.
-Melakukan training aktual terhadap para karyawan baru yang sudah ditargetkan.
5. Evaluasi Training.
– Melakukan penilaian terhadap program-program training apakah sudah berhasil atau gagal.
Berikut ini adalah beberapa cara bagaimana untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam melakukan training/pelatihan :
1. Usahakan agar membuat semirip mungkin pada situasi training/pelatihan dengan situasi sebenarnya dari pekerjaan mereka nanti.
2. Menyediakan sarana dan prasarana praktek yang cukup memadai.
3. Memberikan label atau mengidentifikasi dari setiap fitur untuk mesin atau langkah-langkah dalam prosesnya.
4. Memberikan arahan terhadap para peserta training/pelatihan agar dapat memperhatikan segala aspek penting dari pekerjaan.
5. Menyediakan berbagai informasi agar para peserta training /pelatihan memiliki persiapan yang sangat cukup saat mereka sedang mengerjakan tugas/pekerjaan yang benar-benar nyata.
Contohnya adalah terhadap perusahaan yang bergerak dalam bidang Manufakturing Perangkat Elektronik, materi-materi umum dan dasar training yang diperlukan harus segera disiapkan dalam produksi perakitan elektronik diantaranya adalah :
• Pengenalan-pengenalan terhadap Komponen atau material dalam produksi.
• Soldering skill.
• Screwing skill.
• Pengenalan ESD.
• Pengenalan tentang mesin-mesin di produksi dan bagaimana cara untuk mengoperasikannya.
Setelah melakukan serangkaian program training, agar dapat mengetahui apakah Karyawan baru tersebut sudah benar-benar siap dan memenuhi standar dasar (basic standard) yang telah dibutuhkan oleh pekerjaannya, maka akan dilakukan ujian baik itu adalah ujian teori maupun praktek.
3. On the Job Training (OJT).
OJT (On the Job Training) merupakan salah satu metode training dengan langsung mengajarkan terhadap para karyawan baru tersebut pada pekerjaan yang sebenarnya.
Langkah-langkah dalan proses OJT adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan Karyawan baru yang nantinya akan dilatih.
2. Mempersiapkan Pekerjaan yang nantinya akan dilakukan oleh karyawan baru tersebut.
3. Melakukan percobaan-percobaan untuk melakukan pekerjaan masing-masing seperti :
• Mengajarkan dan menerangkan setiap langkah demi langkah secara pelan-pelan.
• Melakukan perbaikan apabila terjadi kesalahan.
• Menjalankan pekerjaan mereka seperti biasanya.
• Jangan membiarkan karyawan baru tersebut untuk melakukan pekerjaan mereka sendiri.
4. Melakukan Follow up.
a. Mengidentifikasikan Karyawan mana saja yang seharusnya membutuhkan bantuan.
b. Memperbaiki kesalahan-kesalahan mereka sebelum menjadi sebuah kebiasaan.
c. Mengurangi pengawasan secara bertahap, kemudian memeriksa hasilnya (kualitas dan kuantitasnya) dari waktu ke waktu.
d. Pujilah mereka bagi yang sudah melakukan pekerjaan-pekerjaannya dengan baik.
e. Mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan agar dapat mencapai standar kualitas dan kuantitas yang terbaik.
Groedu Inti Global Inovasi (Groedu Trainer Pengembangan SDM)
Cito Mall – Jl. A. Yani 288 (Bunderan Waru), Lantai UG, US 23, No. 3 & 5 Surabaya.
Hp : Frans : 0818521172 / 031-33311179
Office : 031-21100152
Fast Respon Email : groedu_inti@hotmail.com