Footfall adalah istilah pemasaran yang digunakan oleh pengecer untuk menggambarkan jumlah pelanggan yang memasuki toko mereka.
Atribusi footfall adalah metode yang digunakan untuk menghubungkan tayangan kampanye pemasaran digital dengan kunjungan toko yang sebenarnya.
Untuk bisnis toko fisik yang menghitung kesuksesan mereka berdasarkan jumlah pelanggan yang datang, teknik ini menawarkan wawasan yang berharga.
Teknik pemasaran seluler sangat efisien dalam menentukan jumlah konsumen yang melihat iklan Anda. Namun, seringkali tidak cukup untuk menentukan apakah konsumen yang menerima iklan tersebut mengunjungi toko secara fisik.
Oleh karena itu, atribusi footfall merupakan perpaduan yang cerdas dari hasil yang diperoleh dari tayangan kampanye seluler dan data yang dikumpulkan dari kunjungan toko yang sebenarnya.
Sementara situs eCommerce mendapatkan hasil yang diinginkan menggunakan teknik pemasaran seluler, merek yang memiliki toko fisik merasa penting untuk menggunakan teknik atribusi footfall. Bisnis seperti restoran, kedai kopi, toko kelontong, merek pakaian, menggunakan teknik ini untuk mengukur pertumbuhan penjualan mereka secara akurat.
Studi atribusi footfall memberikan wawasan berharga dalam aspek-aspek seperti analisis kompetitif, analisis temporal, analisis pelanggan, dll.
Mengapa Atribusi Footfall Diperlukan?
Metrik pengukuran digital seringkali merupakan cara yang tidak akurat untuk mengukur kinerja pemasaran sebuah toko. Ketika pengecer hanya mengandalkan angka online untuk kinerja kampanye, mereka akhirnya kehilangan hasil bisnis dunia nyata.
Tak perlu dikatakan, ketika keputusan dan strategi pemasaran didasarkan pada hasil yang salah, bisnis mulai terkena dampak negatif.
Jadi mengapa itu terjadi dan apa yang salah dengan metrik pengukuran online digital?
Sementara sistem pengukuran online memperhitungkan konversi yang dibuat dan pendapatan yang dihasilkan, mereka sering mengabaikan faktor penting lainnya seperti perubahan perilaku belanja setiap tahun.
Showroom fisik merupakan aspek penting, bahkan untuk belanja online.
Baca juga: Wajib Tahu Strategi Meningkatkan Loyalitas Pelanggan
Patut dicatat bahwa pola dan perilaku belanja terus berkembang. Teknologi baru seperti augmented reality, voice commerce, sangat menyumbang daya Tarik pelanggan.
Merek perlu memahami bahwa konsumen omnichannel modern lebih menyukai perpaduan antara pengalaman online dan offline.
Atribusi footfall diperlukan untuk mengukur kinerja dan keberhasilan (ROI) pemasaran digital dalam mendatangkan traffic ke bisnis brick and mortar.
Dilaporkan oleh Monigroup.com, “hanya sekitar 25% dari pengecer besar yang melacak lalu lintas toko”. Di sinilah semua merek ritel besar gagal. Mereka lupa bahwa melacak data langkah kaki membantu mereka memantau perilaku pelanggan yang pada gilirannya dapat membantu meluncurkan penawaran pemasaran dan penjualan yang dipersonalisasi.
Katakanlah misalnya, sebuah department store memiliki kunjungan 500 pengunjung dalam sehari. Jika 100 dari mereka melakukan pembelian (offline) saat mereka berada di toko, tingkat konversi adalah 20% untuk hari itu.
Karena tingkat konversi akan berbeda untuk hari yang berbeda, melacaknya untuk jangka waktu tertentu (beberapa minggu hingga bulan) akan memberi Anda gambaran akurat tentang perilaku konsumen pada hari dan waktu yang berbeda.
Mengintegrasikan data ini dengan pembelian online yang dilakukan pada hari yang sama memberi pemilik toko gambaran yang akurat tentang perilaku konsumen.
Data berharga ini dapat membantu Anda meluncurkan kampanye pemasaran yang lebih agresif untuk saat-saat ketika langkah pengunjung menurun secara konsisten. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda. Kami membuka layanan konsultasi mengenai bisnis, silakan hubungi kami langsung dinomor whatsapp 0812-5298-2900. Kami siap membantu Anda.