Sadar atau tidak, saat Anda berinteraksi dengan orang lain, Anda terus memberi dan menerima sinyal tanpa kata. Semua perilaku nonverbal Anda, gerak tubuh yang Anda buat, postur tubuh Anda, nada suara Anda, seberapa banyak kontak mata yang Anda lakukan telah mengirimkan pesan yang kuat. Mereka dapat membuat orang merasa nyaman, membangun kepercayaan, dan menarik orang lain ke arah Anda, atau mereka dapat menyinggung, membingungkan, dan merusak apa yang ingin Anda sampaikan. Pesan-pesan ini juga tidak berhenti ketika Anda berhenti berbicara. Bahkan saat Anda diam, Anda masih berkomunikasi secara nonverbal.
Dalam beberapa kasus, apa yang keluar dari mulut Anda dan apa yang Anda komunikasikan melalui bahasa tubuh Anda mungkin merupakan dua hal yang sangat berbeda. Jika Anda mengatakan satu hal, tetapi bahasa tubuh Anda mengatakan sesuatu yang lain, pendengar Anda kemungkinan besar akan merasa bahwa Anda tidak jujur. Misalnya, jika Anda mengatakan “ya” sambil menggelengkan kepala. Ketika dihadapkan pada sinyal campuran seperti itu, pendengar harus memilih apakah akan mempercayai pesan verbal atau nonverbal Anda. Karena bahasa tubuh adalah bahasa alami dan tidak disadari yang menyiarkan perasaan dan niat Anda yang sebenarnya, mereka kemungkinan besar akan memilih pesan nonverbal.
Mengapa komunikasi nonverbal penting?
Isyarat komunikasi nonverbal Anda adalah cara Anda mendengarkan, melihat, bergerak, dan bereaksi untuk memberi tahu orang yang Anda ajak berkomunikasi apakah Anda peduli atau tidak, apakah Anda jujur, dan seberapa baik Anda mendengarkan. Ketika sinyal nonverbal Anda cocok dengan kata-kata yang Anda ucapkan, mereka meningkatkan kepercayaan, kejelasan, dan hubungan baik. Jika tidak, mereka dapat menimbulkan ketegangan, ketidakpercayaan, dan kebingungan.
Jika Anda ingin menjadi komunikator yang lebih baik, penting untuk menjadi lebih sensitif tidak hanya pada bahasa tubuh dan isyarat nonverbal orang lain, tetapi juga pada Anda sendiri.
Psikolog Albert Mehrabian, penulis buku terlaris Silent Messages: Implicit Communication of Emotions and Attitudes, melakukan banyak studi tentang komunikasi nonverbal dan menyarankan bahwa hanya 7 persen dari pesan apa pun yang disampaikan melalui kata-kata. Artinya, 93 persen yang mengejutkan dari semua informasi yang dikomunikasikan diungkapkan secara diam-diam, dan dalam banyak hal, interaksi nonverbal ini mengungkapkan lebih dari sekadar rangkaian kata mana pun.
1. Ekspresi Wajah
Tidak diragukan lagi, cara komunikasi nonverbal yang paling umum — dan memberi tahu — adalah melalui ekspresi wajah. Wajah manusia mampu membuat lebih dari 10.000 ekspresi berbeda, dan masing-masing mengartikulasikan volume informasi dengan mudah. Tersenyum, mengerutkan dahi, berkedip, dan favorit setiap remaja, memutar mata, adalah ekspresi yang paling kuat dan paling berhubungan, tetapi kedutan alis atau lubang hidung terkecil pun dapat dibaca dengan sedikit usaha. Cara paling pasti untuk menjalin hubungan dengan orang asing, klien, atau bahkan kenalan lama: Senyum! Senyuman adalah penyambutan, kehangatan, dan menetapkan Anda sebagai orang yang diinginkan orang untuk menghabiskan waktu.
2. Pergerakan Tubuh
Gerakan tubuh, atau kinesik, termasuk praktik umum seperti gerakan tangan atau mengangguk. Seringkali, gerakan tubuh menunjukkan antusiasme atau kegembiraan. Misalnya, kita semua mengenal seseorang yang “berbicara dengan tangannya”. Namun, aspek lain dari kinesik termasuk tindakan yang biasa kita rasakan dengan rasa gugup atau kecemasan seperti tremor yang tidak disengaja, seringnya tenggorokan berdehem, atau kaki yang gemetar. Selama rapat, yang terbaik adalah meletakkan tangan Anda di atas meja atau dalam genggaman yang lembut. Anda ingin menghindari “drum” di paha Anda atau berulang kali menyentuh wajah Anda, karena ini sering mengganggu.
3. Postur tubuh
Postur tubuh sangat penting dalam membuat kesan yang kuat. Bagaimana Anda berdiri atau duduk adalah salah satu elemen penting dalam cara Anda dipandang oleh orang lain. Seseorang yang berdiri dengan punggung tegak dan kepala terangkat memancarkan rasa percaya diri, keyakinan, dan kekuatan, sedangkan sebaliknya, seseorang yang membungkuk atau menghadap ke lantai menunjukkan ketidakpastian, ketidakpedulian, atau bahkan kelemahan. Untuk mengekspresikan keramahan dan kepositifan, pertahankan postur tubuh terbuka. Berdirilah dengan kaki terbuka selebar pinggul dan jaga agar tubuh Anda tetap terbuka, bukan ditutupi dengan lengan yang menyilang. Angkat kepala dan rilekskan ekspresi wajah Anda. Postur tubuh yang tertutup, terutama lengan yang menyilang di dada, memberikan kesan bosan atau permusuhan.
4. Kontak Mata
Mungkin cara terbaik untuk membangun hubungan dengan orang asing adalah dengan menjaga kontak mata. Mata dapat menunjukkan ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan, sementara gagal melakukan kontak mata dapat diartikan sebagai tidak tertarik, lalai, atau kasar. Namun, ini tidak berarti Anda harus menatap langsung ke wajah orang lain — malah sebaliknya. Tidak ada yang lebih agresif daripada menatap tajam ke mata seseorang. Para ahli menyarankan bahwa kontak mata yang sehat terdiri dari melihat secara semi-acak area sekitar mata, termasuk kelopak mata dan alis.
5. Paralanguage
Setiap orang tua dengan anak kecil pasti akrab dengan ungkapan “jangan gunakan nada suara itu dengan saya.” Ini adalah contoh sempurna tentang bagaimana paralanguage — aspek suara yang berbeda dari kata-katanya — memengaruhi pesan. Contoh paling jelas adalah sarkasme, di mana nada dari apa yang dikatakan menyampaikan kebalikan dari pesannya. Kemungkinannya adalah seseorang yang menggambar “Grreeeattt” dengan nada singkat kurang dari senang dengan apa yang disajikan. Paralanguage yang kurang jelas meliputi kecepatan, volume, dan nada bicara. Misalnya, presentasi yang bergumam terlalu cepat menunjukkan bahwa penjual, paling banter, gugup, atau, paling buruk, tidak jujur. Sadarilah seberapa cepat Anda berbicara, dan pastikan untuk berbicara dengan jelas dan cukup keras untuk didengar. Tetapi pastikan untuk berhati-hati agar tidak terlalu keras, karena ini dianggap sebagai permusuhan dan tidak menyenangkan.
6. Proxemik
Terima kasih sebagian besar kepada Seinfeld, gagasan tentang “pembicara yang dekat” telah menjadi bagian dari kesadaran kita. Orang-orang sangat protektif terhadap ruang pribadi mereka, khususnya area yang oleh Mehrabian disebut sebagai “ruang intim” (yaitu, 6 hingga 18 inci). Ini adalah zona yang umumnya diperuntukkan bagi keluarga, teman dekat, atau pasangan romantis. Saat terlibat dalam percakapan bisnis, Anda selalu ingin berada cukup jauh sehingga orang lain merasa nyaman, tetapi Anda tidak ingin terlalu jauh, menunjukkan bahwa Anda menjauhkan diri atau tidak tertarik dengan percakapan tersebut.
7. Perubahan Fisiologis
Dengan komunikasi nonverbal yang terkait erat dengan emosi, reaksi fisiologis seringkali paling terkait dengan kecemasan dan ketidaknyamanan. Berkeringat, tersipu (atau memerah), dan mata berkaca-kaca adalah tanda mati bahwa seseorang sedang tidak nyaman. Jika Anda mengetahui bahwa rekan yang Anda ajak bicara memiliki kasus yang gugup, penting bagi Anda untuk membuatnya merasa nyaman. Juga, setiap orang pernah bersalah karena jabat tangan yang lembab pada satu waktu atau lainnya.
Untuk mengembangkan hubungan yang sukses, sangat penting bahwa Anda tidak hanya memiliki keterampilan berbicara yang kuat, tetapi juga pemahaman yang tajam tentang isyarat nonverbal yang menyertai percakapan. Komunikasi nonverbal sebagian besar bersifat emosional; Artinya, itu spontan dan tidak dapat dipalsukan. Memiliki kesadaran — atau bahkan kendali — terhadap tujuh aspek komunikasi nonverbal akan memberi Anda keuntungan dalam urusan bisnis saat Anda memahami pesan di balik pesan tersebut.
Anda membutuhkan training selling skill dengan membaca bahasa tubuh, silahkan hubungi kami di https://wa.me/6281252982900. Kami siap membantu anda.